Kediri – Sebagai bentuk tanggung jawab dan kepedulian
sosial terhadap masyarakat menjaga kondisi lingkungan hutan, PT Gudang Garam
Tbk melakukan penanaman 16.000 bibit bambu di lahan seluas 100 Hektar di
wilayah Kediri dan Nganjuk.
Penanaman bibit bambu ini sangat beralasan, karena 13
dari 300 titik mata air di hutan wilayah Kediri dan Nganjuk telah mati. Sumber
mata air tersebut umumnya terletak di kawasan Hutan Gunung Kelud dan Wilis.
Wadir SDM PT Gudang Garam Tbk Slamet Budiono berharap
dengan program ini dapat berhasil, karena selain membantu perbaikan ekosistem
dan penyelamatan mata air, perusahaan berharap dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat dan lebih terjamin dengan penanaman bambu.
“Selain penyelamatan mata air, kami juga berharap
ekonomi masyarakat lebih terjamin dengan penanaman bambu, selain bambu sangat
bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis tinggi mulai akar hingga batang,
perusahaan juga akan membeli bambu yang berkualitas,” ucap Slamet kepada
detikcom, di sela-sela acara penanaman bibit bambu, Sabtu (13/2/2016).
Bupati Kediri terpilih Haryanti Sutrisno mengaku,
tanaman bambu memiliki potensi daya tangkap air yang besar serta nilai
ekonomis. “Itu nanti hasilnya dibeli oleh Gudang Garam, karena sistem shering.
Selain itu, kegunaannya banyak, rebungnya dapat dijual,” kata Haryanti.
Hal senada juga diutarakan oleh Kepala Kesatuan
Pemangku Hutan (PKH) Kediri Maman Rusmanto. Menurutnya sebanyak 13 titik sumber
mata air yang mati diakibatkan oleh penutupan lahan yang kurang maksimal.
Padahal satu titik mata air tersebut menopang kebutuhan air masyarakat satu
desa.
“Di sekitar lereng Gunung Kelud dan Wilis ini terdapat
300 mata air yang menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat di sekitarnya.
Dari jumlah itu sebanyak 13 titik telah kritis dan mati. Oleh karena itu,
melalui kegiatan penghijauan ini, kami harapkan mata air yang mati tidak akan
bertambah,” ucap Maman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar